SELAMAT DATANG DI DUNIA KARYA, SEMOGA BERMANFAAT, KRITIKAN DAN MASUKAN SANGAT SAYA HARAPKAN. TERIMA KASIH

Jumat, 14 Desember 2012

KAJIAN HASIL – HASIL PENELITIAN TENTANG PENDIDIKAN

A.    Latar Belakang
Era pasar bebas, atau yang biasa disebut dengan era globalisasi sering diperbincangkan oleh para pemerhati ekonomi sejak beberapa dekade lalu hingga sekarang ini. Kata "globalisasi" secara populer dapat diartikan menyebarnya segala sesuatu secara sangat cepat ke seluruh dunia. Globalisasi sebagai sebuah proses mempunyai sejarah yang panjang. Globalisasi meniscayakan terjadinya perdagangan bebas dan dinilai menjadi ajang kreasi dan perluasan bagi pertumbuhan perdagangan dunia, serta pembangunan dengan sistem pengetahuan. Hal ini berarti bahwa terjadinya perubahan sosial yang mengubah pola komunikasi, teknologi, produksi dan konsumsi serta peningkatan paham internasionalisme merupakan sebuah nilai budaya
Indonesia sebagai negara ber­kembang akan tergerus dalam arus tersebut jika tidak melakukan manuver-manuver guna merespons tantangan global, salah satunya dengan menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul melalui pendidikan.. Masyarakat dunia menyadari bahwa pendidikan merupakan hal yang urgen dalam membangun sumber daya manusia yang unggul. Tentunya pembangunan juga dilakukan oleh berbagai negara dengan memprioritaskan pendidikan sebagai alat pembangunan utama.
Penelitian tentang kebijakan – kebijakan pendidikan yang dipersiapkan Negara lain guna memenuhi tantangan global meliputi :
  1. Penelitian yang dilakukan oleh Jiang Erlin (2008) yang berjudul “A comparative analysis of key construction projects of higher education in China, Korea and Japan”. Dalam hal ini peneliti membandingkan kebijakan – kebijakan yang dilakukan oleh Negara China, Korea dan Jepang dalam meningkatkan mutu pendidikan guna menghadapi era globalisasi.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Vassiliki Koutsogeorgopoulou (2009) dengan judul “Raising Education Outcomes in Greece”. Penelitian ini menjelaskan tentang alasan mengapa negara Yunani masih tertinggal di belakang negara negara  OECD.
  3. Penelitian dilakukan oleh Brian Jones (2010) dengan judul “Enterprise education as pedagogy”. Penelitian ini menekankan bagaimana memberikan pembelajaran tentang pendidikan kewirausahaab yang benar.
  4. Penelitian dilakukan oleh Sam Hill dan Thomas Chalau (2011) dengan judul “Improving Access and Quality in the Indian Education System”. Penelitian menjelaskan tentang upaya pemerintah dalam memperbaiki system pendidikan. Hal ini dilatarbelakangi tingkatan angka putus sekolah dan jumlah siswa yang tidak bersekolah masih ada pada level pendidikan yang rendah dan merupakan sebuah tantangan.
  5. Penelitian dilakukan oleh Zhou Zucheng (2008) dengan judul “Business Ethics Education in China’s MBA Curriculum”. Penelitian ini memberikan gambaran tentang pendidikan etika bisnis di China.

B.     Hasil yang diperoleh secara umum dari beberapa penelitian di atas
1.   Penelitian yang dilakukan oleh Jiang Erlin (2008)
China, Korea dan Jepang memiliki banyak aspek kesamaan. Tiga negara  tersebut telah memulai proyek – proyek konstruksi utama mereka, yang mencerminkan bahwa ketiga negara tersebut telah membuat reaksi yang sama ketika menghadapi kekuatan yang sama dan masalah terhadap latar belakang globalisasi.
Adanya tantangan dan permasalahan yang sejenis membuat tiga negara tersebut mengambil tindakan untuk meningkatkan daya saing internasional dalam aspek pendidikan tinggi dan fokus pada pengembangan sekolah berkelas dunia dan mata pelajaran. Dengan demikian, terdapat konvergensi pedoman kebijakan pendidikan tinggi dan tujuan umum di antara ketiga Negara.
Kebijakan yang dilakukan oleh ketiga Negara guna meningkatkan daya saing di dunia internasional meliputi :
a.       China
985 Project : Program ini bertujuan Untuk membangun kerangka dasar sistem pendidikan yang dapat dipakai dan disesuaikan dengan keperluan gerakan modernisasi sosialis yang diarahkan pada tuntutan abad ke-21, dan yang merefleksikan karakteristik dan nilai-nilai Cina. Program ini memberikan dana khusus untuk 10 universitas terkemuka di China selama tiga tahun lebih dari 1 miliar RMB (sekitar US $ 124 juta) untuk kualitas perbaikan. Untuk Peking dan universitas Tsinghua, atas dua lembaga peringkat di daratan Cina, masing-masing menerima 1,8 miliar RMB dalam tahap pertama.
b.      Korea
Pemerintah berencana untuk berinvestasi total sebesar 1,4 triliun won (sekitar  US $ 1,2 miliar) selama tujuh tahun ke depan untuk membantu meng-upgrade pendidikan tinggi Korea menjadi berkelas dunia  Keuangan mendukung untuk Ilmu alam, ilmu terapan, bidang teknologi dan humaniora serta ilmu sosial bidang per tahun adalah masing-masing US $ 70 juta dan US $ 7,7 juta
c.       Jepang
21st Century COE Program, program ini bertujuan untuk mendukung terciptanya pendidikan yang berbasis penelitian. Selain itu, program ini berusaha untuk mengangkat universitas di Jepang menjadi universitas yang terbaik di dunia dan mencetak manusia yg dapat pemimpin dunia. Total anggaran "21st Century Program COE" adalah 45 miliar Yen (Hampir US $ 421.155.000), yang berlangsung 5 tahun.

Kelebihan :
            Dalam penelitian ini memberikan gambaran yang jelas tekad ketiga negara dalam menyempurnakan pendidikan. Penelitian ini juga menjelaskan bagaiamana mengalokasikan dana yang efektif bagi ketiga negara tersebut. Sehingga semua kebijakan yang diberlakukan dari ketiga Negara tersebut dapat berjalan secara maksimal.

Kekurangan :
            Ketiga Negara tersebut terkonsentrasi terhadap bagaimana membangun universitas yang berkelas dunia. Akan tetapi mereka melupakan sekolah – sekolah yang dasar. Sekolah dasar merupakan titik awal dalam mendidik anak di sekolah.

Kontribusi bagi pendidikan di Indonesia :
            Dengan adanya beberapa kebijakan yang sudah diterapkan di negara – negara tersebut, hal ini dapat dicontoh oleh indonesia bagaimana mempersiapkan pendidikan guna memenuhi tuntutan masa depan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan kemdikbud “revisi kurikulum tidak hanya mengacu kepada salah satu negara. Pemerintah bersama praktisi pendidikan sedang mengkaji kurikulum yang dipakai negara-negara OECD. Selain itu, kajian kurikulum juga dilakukan kepada negara-negara yang gigih mempertahankan karakter kebangsaan seperti Jepang dan Korea.

2.   Penelitian yang dilakukan oleh Vassiliki Koutsogeorgopoulou (2009)
Walaupun maju selama beberapa decade yang lalu, indikator pendidikan Yunani  tertinggal di belakang dari negara negara OECD yang lain. Score PISA-nya rendah, banyak murid yang belajar di luar negeri, dan rata-rata pencapaiannya rendah di semua level pendidikan. Sumber daya yang mengabdi di sektor pendidikan juga rendah. Partisipasi dan kepedulian pada pendidikan usia dini  juga rendah. Hal ini mempengaruhi hasil pendidikan di tahun tahun berikutnya. Sektor  pengasuhan anak tidak ditertibkan dan tidak berkembang.
Kualitas pendidikan di sekolah dasar dan sekolah menengah mencerminkan kurangnya penghargaan pada guru, kurikulum yang tidak memadai, akuntabilitas dan otonomi sekolah yang lemah. Sistem di perguruan tinggi kaku dan kurangnya mekanisme evaluasi yang baik.
Perbaikan-perbaikan saat ini diarahkan pada issu-issu yang perlu segera dilakukan. hasil pendidikan perlu dikembangkan dengan memberikan otonomi yang lebih kepada sekolah ataupun perguruan tinggi dan juga peningkatan akuntabilitasnya. Sebagai contoh evaluasi performa dari guru dan pengenalan standard ujian nasional pada semua level pendidikan. Struktur pendidikan yang lebih fleksibel untuk pendidikan tersier akan mendorong hal yang responsif untuk mengubah keadaan dan meningkatkan kualitas sektor pendidikan tersebut. Hasil pendidikan bisa juga ditingkatkan dengan lebih banyaknya inisiatif untuk mengatasi pengaruh latar belakang yang tidak menguntungkan. Sekolah sekolah  juga harus menjamin bahwa kurikulum mempersiapkan murid dengan kompetensi yang diperlukan untuk kesuksesannya setelah lulus sekolah. Hal ini meliputi pengembangan pendidikan sekolah kejuruan dan tehnik yang lebih baik.
 
Kelebihan :
Ø Memberikan informasi tentang beberapa permasalahan dan sistem pendidikan yang diselenggarakan di negara Yunani;
Ø  Memberikan informasi tetang indikator pendidikan yang diterapkan di negara “OECD”.

Kontribusi bagi pendidikan di Indonesia :
Dengan adanya data perbandingan antara negara Yunani dan Negara OECD yg lain, hal ini menjadi masukan bagi indonesia dalam memperbaiki pendidikan serta memperbaiki peringkat di negara OECD.

3.   Penelitian yang dilakukan oleh Brian Jones (2010)
Penelitian ini menyarankan suatu cara yang paling cocok untuk mengartikan konsep dari pendidikan kewirausahaan dari sudat pandang pedagogis. Pendidikan kewirausahaan sebagai hal yang bersifat pedagogis disepakati sebagai cara yang paling tepat untuk berpikir mengenai konsep dan digunakan untuk memberikan batasan dari kewirausahaan yang mana sangat berkecimpung tentang  bagaimana menjalankan kewirausahaan dan proses kreasinya yang beresiko.
Pendidikan kewirausahaan ini didasarkan atas pembelajaran tindakan experiental dari dalam ataupun lingkungan yang  jauh di luar kelas dan bisa jadi dilakukan melampaui lintas wilayah kajian di semua level pendidikan. Pendidikan kewirausahaan dan kewirausahaan diterima sebagai suatu istilah yang oleh para komunitas kewirausahaan dan pendidikan sebagai sesuatu yang hampir sama. Menggunakan sebuah pendekatan pendidikan kewirausahaan berarti membolehkan kepemilikan murid pada proses pembelajaran
Implikasi praktis dari penelitian ini adalah pendidikan kewirausahaan sebagai suatu saran yang bersifat pedagogis untuk pengajaran dimana hasil hasil pembelajaran spesifik tersebut  berbeda antara level pendidikan dan  juga area kajian yang memiliki dasar filosofi yang koheren dan jelas.
Pendidikan kewirausahaan tidak seharusnya dianggap sama dengan kewirausahaan semata karena ini merupakan konsep yang lebih luas, lebih dalam  dan lebih kaya. Teori teori yang digunakan dalam makalah ini merupakan bagian dari aplikasi yang ketat, secara pragmatis menginformasikan analisis kajian yang berbeda - beda (pedagogis, kewirausahaan, kewarganegaraan, dan tanggungjawab warganegara).
Pentingnya pendidikan kewirausahaan ini sangat penting, sehingga beberapa Negara memasukkan sebagai elemen yang wajib dari kurikulum. Dan bahkan di Negara Skotlandia telah memperkenalkan pendidikan kewirausahaan ini sebagai bagian dari kurikulum di semua tahapan, dimulai pada tingkat sekolah dasar.

Kelebihan :
Ø  Perbedaan yang jelas antara pendidikan kewirausahaan dan kewirausahaan.
Ø  Pentingnya pendidikan kewirausahaan diterapkan atau diintegrasikan di semua mata pelajaran
Ø  Memberikan informasi tentang  upaya meningkatkan pendidikan  kewirausahaan di Skotlandia dan Inggris guna menghadapi tantangan global

Kekurangan :
Dalam penelitian ini tidak ada penjelasan lebih lanjut bagaimana cara penerapan pendidikan kewirausahaan di dalam dunia pendidikan.

Kontribusi bagi pendidikan di Indonesia
Ø  Pentingnya pendidikan kewirausahaan sehingga perlu diintegrasikan di semua mata pelajaran dan perlu ditanamkan dari sejak dini.
Ø  Pentingnya melatih dan meningkatkan kreativitas dan kemampuan beradaptasi anak untuk berkembang dalam dunia yang terus berubah.

4.   Penelitian yang dilakukan oleh Sam Hill dan Thomas Chalau (2011)
Pendidikan telah mendapat prioritas utama di pemerintahan pusat ataupun Negara bagian di India, dan saat ini berkembang dengan pesat. Sekolah-sekolah telah dikembangkan dengan investasi pada infrastruktur sekolah dan perekrutan guru-guru. Pada level pendidikan yang lebih tinggi sejumlah pengembang juga telah melanjutkan pengembangannya dan berlanjut dengan pesat. Disamping itu, Sebuah peraturan hukum baru meliputi hak – hak semua anak untuk pendidikan wajib dan bebas akan diberlakukan untuk mencapai tujuan pemerintah untuk pendidikan dasar umum yang meliputi 8 tahun. Akan tetapi tingkat angka putus sekolah dan jumlah siswa yang tidak bersekolah masih terus ada pada level pendidikan yang lebih rendah dan merupakan sebuah tantangan.
Keterlibatan sekolah swasta juga sedang ditingkatkan, dengan cara membantu pengembangan infrastruktur, khususnya pada level pendidikan lebih tinggi, dimana akses tidak selalu bisa dipastikan dan ketersediaan pinjaman kepada murid untuk level pendidikan yang lebih tinggi perlu ditingkatkan. Hasil pembelajaran yang kurang baik diantara siswa sekolah dan ketersediaan dana bagi pendidikan menegah ke atas bisa jauh lebih efektif jika ada pengaturan dana dari pemerintah. Sumber daya yang memadai akan sangat membantu tetapi mereka perlu dimanfaatkan secara efektif, dimana dukungan dan sistem pembangungan professional bagi guru perlu ditingkatkan. Pada level pendidikan yang lebih tinggi pemerintah mengadakan perbaikan perbaikan yang berpotensi untuk meningkatkan keefektifan semua aturan. Usaha-usaha seharusnya di fokuskan pada pengurangan peraturan mikro dan peningkatan otonomi institusional untuk merangsang inovasi dan keberagaman. Peningkatan jumlah institusi ditujukan pada penilaian kualitas akan penting untuk mengangkat standar sistem pendidikan dimana perbaikan rekruitmen dan mekanisme promosi bisa membantu meningkatkan dan mempertahankan bakat di dunia akademis.

Kelebihan :
Penelitian ini memberikan pandangan bahwa perlunya pengalokasian dana yang efektif dari pemerintah sangat digalakkan guna tercapainya tujuan yang diharapkan.

Kekurangan :
Penelitian ini belum mengupas secara tuntas mangapa pada saat pemerintah memberlakukan peraturan hukum baru yang meliputi hak – hak semua anak untuk pendidikan wajib dan bebas untuk pendidikan dasar umum yang meliputi 8 tahun. Akan tetapi tingkat angka putus sekolah dan jumlah siswa yang tidak bersekolah masih terus ada pada level pendidikan yang lebih rendah.

Kontribusi bagi pendidikan di Indonesia
Di Negara india, semua lembaga pendidikan pemerintah mendapat dukungan finansial yang cukup dari negara. Karena itu, tak aneh, bila India dikenal sebagai negara yang miskin, tapi bila ditinjau dari segi mutu pendidikannya, India jauh lebih unggul dari Indonesia, terutama di bidang Informasi dan Teknologi.

5.   Penelitian yang dilakukan oleh Zhou Zucheng (2008)
  1. Pentingnya pendidikan etika bisnis
Negara China beranggapan bahwa kurikulum yang telah diberlakukan masih kurang memuaskan. Dari 126 lembaga pendidikan pada tahun 2007, hanya 37 lembaga yang memasukkan etika bisnis dalam kurikulum mereka. Dan kurang dari setengah lembaga tersebut menyatakan sebagai kursus wajib. Oleh sebab itu, pendidikan etika bisnis harus dilaksanakan semaksimal mungkin. Hal ini untuk mewujukan pembangunan China yang maju, baik dari ekonomi ataupun sosial.
  1. Tujuan pendidikan etika bisnis
Tujuan utama pendidikan etika bisnis di program MBA adalah: (a)  Menumbuhkan rasa etis mahasiswa dan habituasi mereka untuk berpikir dari perspektif etika bisnis dalam pemecahan masalah, (b) Membantu mahasiswa dalam memahami tanggung jawab mereka sendiri, (c) Mengasah kemampuan siswa untuk refleksi moral, sehingga mereka dapat menemukan inovatif solusi, berdasarkan nilai-nilai etika dan prinsip-prinsip, ketika dihadapkan dengan etika dan dilema moral.
  1. Isi pendidikan etika bisnis
Hal ini secara luas disepakati bahwa etika bisnis tentu harus membahas topik utama, yaitu: hubungan antara perusahaan dan pemegang sahamnya, tanggung jawab moral perusahaan, prinsip etika, masalah etika yang timbul dalam operasi bisnis, dan perkembangan moral.
 
Kelebihan :
Memberikan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan etika bisnis di Negara China dan mempunya andil besar dalam mewujukan pembangunan China yang berkarakter dan maju, baik dari segi ekonomi ataupun sosial.

Kontribusi bagi pendidikan di Indonesia
Menjadi pembelajaran bagi Indonesia untuk melakukan terobosan – terobosan agar pembangunan di tanah air dapat berkembang pesat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pentingnya pendidikan bisnis diterapkan dalam pembelajaran ekonomi (bisnis). Hal ini karena dengan pendidikan tersebut, siswa dapat dilatih untuk memikirkan dan merefleksikan tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis.

C.    Kesimpulan
Era globalisasi yang melanda dunia termasuk Indonesia berlangsung sangat cepat yang menimbulkan dampak global pula yang sekaligus menuntut kemampuan manusia unggul yang mampu mensiasati dan mengantisiapasi kemungkinan-kemungkinan yang sedang dan akan terjadi. Globalisasi akan semakin membuka diri bangsa dalam menghadapi bangsa-bangsa lain. Batas-batas politik, ekonomi, sosial budaya antara bangsa semakin kabur. Persaingan antar bangsa akan semakin ketat dan tak dapat dihindari, terutma dibidang ekonomi dan IPTEK. Hanya negara yang unggul dalam bidang ekonomi dan penguasaan IPTEK yang dapat mengambil manfaat atau keuntungan yang banyak.
Salah satu wahana yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul adalah melalui pendidikan. Jadi, tidak heran jika semua Negara berlomba-lomba dalam memperbaiki sistem pendidikan guna menghadapi tuntutan di era tersebut.

 
DAFTAR PUSTAKA

Erlin, J. 2008. “A Comparative Analysis of Key Construction Projects of Higher
Education in China, Korea and Japan”. Front. Educ. China. Vol.3 No.2, pp. 225-
235.

Koutsogeorgopoulou, V. 2009. “Raising Education Outcomes in Greece”. Education
Journal. No. 723.

Jones, B. and Iredale, N. “Enterprise Education as Pedagogy”. Education Journal. Vol.
52 No. 1. pp. 7-19.

Zucheng, Z. 2008. “Business Ethics Education in China’s MBA Curriculum”. Journal
of Business Ethics Education 5. pp. 261-288.

Hill, S. and Chalaux, T.  2011. “Improving Access and Quality in the Indian
Education System”. Education Journal. No. 885.

Kamis, 29 November 2012

ANALISIS RELIABILITAS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER BIDANG STUDI IPS KELAS XI SMK PGRI 05 JEMBER TAHUN AJARAN 2010/2011 TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI



A.    Latar Belakang
Komponen dalam pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Proses belajar mengajar termasuk penguasaan materi selalu akan berorientasi kepada tujuan pembelajaran. Apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak, baru akan terjawab setelah diadakan evaluasi dengan persyaratan memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran.
Kegiatan evaluasi mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan, begitu pula dalam proses pembelajaran karena dengan evaluasi dapat diketahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan dari hasil tersebut dapat ditentukan tindak lanjut yang akan dilakukan. Evaluasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh evaluator terhadap suatu peristiwa atau kejadian. Alat yang digunakan sebagai sarana untuk menentukan nilai adalah tes. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan pendidikan dan pengajaran.
Keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari pola penilaian hasil belajar yang telah ditentukan sesuai standar kurikulum yang berlaku. Penilaian merupakan salah satu bagian penting dalam rangkaian proses pembelajaran dalam pendidikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa baik tidaknya kegiatan pendidikan, salah satunya ditentukan oleh penilaian hasil belajar. Ketepatan penilaian hasil belajar memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
     Tes sebagai alat evaluasi dalam pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam mengukur prestasi hasil belajar siswa. Tes yang baik disamping melihat validitasnya juga harus memperhatikan reliabilitasnya. Sesuai dengan perkembangan dalam dunia pendidikan, maka alat evaluasi yang digunakan harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat itu. Begitu juga kualitas dari alat evaluasi diharapkan harus memperhatikan reliabilitasnya, sehingga dapat dipercaya bagi kompetensi yang diharapkan tercapai oleh siswanya.
Soal ujian semester bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial kelas XI yang diujikan di SMK PGRI 05 Jember tahun ajaran 2010/2011 sebagai salah satu alat evaluasi, sebelumnya tidak diujicobakan terlebih dahulu, sehingga belum diketahui reliabilitas dari setiap butir soal tersebut. Hal ini dilakukan untuk menjaga kerahasiaan dari soal ulangan harian itu sendiri agar tidak bocor sebelum ulangan dilaksanakan. Sehingga perlu diketahui bagaimanakah kualitas soal-soalnya, apakah syarat reliabilitasnya telah terpenuhi ataukah belum, serta apakah sudah dapat menunjukkan seberapa jauh kemampuan siswanya terhadap setiap kompetensi dasar yang harus dicapai pada semester tersebut.
Soal dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila mempunyai reliabilitas, dan daya beda yang tinggi, serta tingkat kesukaran yang sedang, dan yang tidak kalah pentingnya, soal tersebut dapat mengukur kompetensi yang diharapkan tercapai. Berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sekarang ini keleluasaan guru dalam melakukan penilaian mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan, termasuk dalam menyusun soal tes. Butir soal yang disusun harus mencakup seluruh kurikulum, yang di situ kompetensi dasarnya harus dicapai. Setiap butir soal hendaknya memiliki  reliabilitas artinya dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Suatu alat ukur yang baik adalah alat pengukur yang mempunyai reliabilitas yang tinggi, artinya setiap kali alat pengukur digunakan untuk mengukur hal yang sama, maka hasil pengukurannya tetap (Nasoetion, 1993:103), sehingga kesesuaian antara alat ukur dengan isi yang seharusnya diukur benar–benar terwujud dalam penulisan soal.  Soal ujian semester untuk bidang studi IPS yang diujikan di SMK PGRI 05 Jember berbeda dengan soal yang diujikan untuk sekolah-sekolah SMA lainnya yang ada di Kabupaten Jember. Soal Ujian Semester yang dilaksanakan di SMK PGRI 05 Jember disusun sendiri oleh guru-guru bidang studi IPS yang mengajar di sekolah tersebut. Berawal dari sini mengundang keingintahuan penulis untuk menganalisis apakah soal ulangan akhir semesternya telah memenuhi syarat-syarat tes yang baik atau belum. Syarat-syarat tes yang dimaksud di sini adalah syarat reliabilitas dan syarat yang paling utama adalah apakah soal ujian semester tersebut dapat dapat dipercaya atau dapat diandalkan pada setiap kompetensi dasar yang diharapkan tercapai pada semester itu. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kualitas Soal Ujian Semester bidang studi IPS yang dilaksanakan di SMK PGRI 05 Jember.Untuk mengetahui apakah evaluasi yang dilakukan melalui penilaian dengan menggunakan tes sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan adanya peninjauan kembali, setidaknya  instrumen pengujiannya. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis menganggap perlunya dilakukan penelitian mengenai “Analisis Reliabilitas Butir Soal Ujian Semester Bidang Studi IPS Kelas XI SMK PGRI 05 Jember Tahun Ajaran 2010/2011 Terhadap Pencapaian Kompetensi

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah kualitas butir soal ujian semester bidang studi IPS kelas XI SMK PGRI 05 Jember tahun ajaran 2010/2011 apabila ditinjau dari analisis reliabilitasnya.
2.     Apakah soal ujian semester bidang studi IPS yang diberikan kepada siswa kelas XI SMK PGRI 05 Jember tahun ajaran 2010/2011 tersebut dapat mengukur ketercapaian setiap kompetensi yang  diharapkan tercapai?

C.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.   Untuk mengetahui kualitas butir soal ujian semester bidang studi IPS kelas XI SMK PGRI 05 Jember tahun ajaran 2010/2011 apabila ditinjau dari analisis reliabilitasnya.
2.   Untuk Mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi yang diharapkan tercapai melalui soal ujian semester bidang studi IPS yang diberikan kepada siswa kelas XI SMK PGRI 05 Jember tahun ajaran 2010/2011.

D.    Kegunaan Penelitian
1.  Dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Jember sebagai bahan untuk menentukan kebijakan dan langkah-langkah yang dipandang efektif di bidang pendidikan, terutama yang berhubungan dengan evaluasi.
2.   Bagi Guru khususnya penyusun soal ujian semester bidang studi IPS di SMK PGRI 05 Jember, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan soal yang akan datang sehingga dapat menyempurnakan atau memperbaiki kualitas soal yang kurang baik atau tidak reliabel, dan sebagai referensi dalam memilih soal-soal, serta dapat membantu melihat terukur tidaknya kompetensi yang diharapkan tercapai melalui soal tersebut, sehingga dapat dijadikan umpan balik untuk peningkatan atau perbaikan hasil belajar siswa pada periode berikutnya.
3.   Soal yang sudah dianalisis dan hasilnya berkualitas dalam arti memiliki reliabilitas yang tinggi, serta dapat mengukur kompetensi yang diharapkan, dapat dijadikan sebagai kumpulan soal/bank soal.
4.      Bagi Lembaga Universitas Jember
Hasil penelitian ini akan meambah perbendaharaan karya ilmiah dan ilmu pengetahuan di Universitas Jember yang selanjutnya dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut.
5.      Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan informasi untuk mengadakan penelitian yang lebih lanjut atau pengadaan analisis reliabilitas butir soal ujian semester terhadap pencapaian kompetensi.
6.      Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai sarana latihan untuk mengembangkan kemampuan/ keterampilan dan kreatifitas dalam menganalisis reliabilitas butir soal ujian semester terhadap pencapaian kompetensi.

E.     Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Masalah
Penelitian ini memiliki rang lingkup dan keterbatasan masalah sebagai antara lain:
1.      Ruang Lingkup
Objek penelitian adalah butir soal ujian semester di SMK PGRI 05 Jember tahun 2010/2011
2.      Keterbatasan Masalah
      a.   Lokasi penelitian ini berada di SMK PGRI 05 Jember jalan Krakatau 60 Kencong, Jember.
      b.   Penelitian ini hanya mendeskripsikan tentang reliabilitas butir soal ujian semester bidang  studi IPS kelas XI SMK PGRI 05 Jember tahun ajaran 2010/2011.
    c. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif dengan metode bentuk parallel (equivalent), metode tes ulang (test-retest-method), dan metode belah dua (split-half-method).

F.     Definisi Operasional
Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan timbul perbedaan pengetian atau kekurangan jelasan makna suatu istilah. Untuk menghindari pemaknaan yang kurang sesuai terhadap istilah-istilah dalam penulisan ini, maka perlu ditegaskan beberapa definisi operasional sebagai berikut.
1.      Analisis soal adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun (Arikunto, 2001: 205). Pada penelitian ini yang di analisis adalah:
2.      Reliabilitas suatu tes pada hakekatnya menguji keajegan pertanyaan tes yang di dalamnya berupa seperangkat butir soal apabila diberikan berulang kali pada obyek yang sama. Suatu tes dikatakan reliabel apabila beberapa kali pengujian menunjukkan hasil yang relatif sama (Arikunto, 2002:86). Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes dapat memberikan hasil yang tetap.
3.   Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana tertentu dengan cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan (Arikunto, 2001: 53). Adapun soal yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah soal ujian semester yaitu tes yang dilaksanakan di SMK PGRI 05 Jember pada tahun 2010/2011.
4.  Kompetensi merupakan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, sikap dan minat yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati (Hasan,  2007: 9). Adapun kompetensi yang dimaksudkan di sini adalah kompetensi dasar dari mata pelajaran Kimia yang diharapkan tercapai melalui soal tersebut berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat oleh penyusun soal pada semester itu.
5.     Jadi yang dimaksud dengan analisis reliabilitas butir soal ujian semester bidang studi IPS kelas XI SMK PGRI 05 Jember pada tahun 2010/2011 terhadap pencapaian kompetensi adalah suatu prosedur yang sistematis untuk menelaah butir-butir soal IPS di SMK PGRI 05 Jember kelas XI yang berupa soal ujian semester tahun ajaran 2010/2011, sehingga diperoleh informasi khusus, informasi khusus dalam hal ini adalah kualitas soal ujian semester tersebut ditinjau dari analisis reliabilitasnya serta analisis pada tepat tidaknya kompetensi yang diharapkan tercapai pada semester itu melalui soal ujian semester tersebut.
6.    Data ordinal adalah data yang menunjuk pada tingkatan atau penjenjangan pada sesuatu keadaan. Berbeda  dengan data nominal yang menunjukkan adanya perbedaan secara kategorik, data ordinal juga memiliki sifat adanya perbedaan di antara obyek yang dijenjangkan. Namun dalam perbedaan tersebut terdapat suatu kedudukan yang dinyatakan sebagai suatu urutan bahwa yang satu lebih besar atau lebih tinggi daripada yang lainnya.Kriteria urutan dari yang paling tinggi ke yang yang paling rendah dinyatakan dalam bentuk posisi relatif atau kedudukan suatu kelompok. Contoh dari data ini misalnya: reliabilitas butir soal diklasifikasikan menjadi kelompok “baik”, “cukup”, dan “kurang”.