A. Latar Belakang
Era pasar bebas, atau yang biasa disebut dengan era
globalisasi sering diperbincangkan oleh para pemerhati ekonomi sejak beberapa
dekade lalu hingga sekarang ini. Kata "globalisasi" secara populer
dapat diartikan menyebarnya segala sesuatu secara sangat cepat ke seluruh
dunia. Globalisasi sebagai sebuah proses mempunyai sejarah yang panjang.
Globalisasi meniscayakan terjadinya perdagangan bebas dan dinilai menjadi ajang
kreasi dan perluasan bagi pertumbuhan perdagangan dunia, serta pembangunan
dengan sistem pengetahuan. Hal ini berarti bahwa terjadinya perubahan sosial
yang mengubah pola komunikasi, teknologi, produksi dan konsumsi serta
peningkatan paham internasionalisme merupakan sebuah nilai budaya
Indonesia sebagai
negara berkembang akan tergerus dalam arus tersebut jika tidak melakukan
manuver-manuver guna merespons tantangan global, salah satunya dengan
menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul melalui pendidikan..
Masyarakat dunia menyadari bahwa pendidikan merupakan hal yang urgen dalam
membangun sumber daya manusia yang unggul. Tentunya pembangunan juga dilakukan
oleh berbagai negara dengan memprioritaskan pendidikan sebagai alat pembangunan
utama.
Penelitian tentang kebijakan
– kebijakan pendidikan yang dipersiapkan Negara lain guna memenuhi tantangan
global meliputi :
- Penelitian yang dilakukan oleh Jiang Erlin (2008) yang berjudul “A comparative analysis of key construction projects of higher education in China, Korea and Japan”. Dalam hal ini peneliti membandingkan kebijakan – kebijakan yang dilakukan oleh Negara China, Korea dan Jepang dalam meningkatkan mutu pendidikan guna menghadapi era globalisasi.
- Penelitian yang dilakukan oleh Vassiliki Koutsogeorgopoulou (2009) dengan judul “Raising Education Outcomes in Greece”. Penelitian ini menjelaskan tentang alasan mengapa negara Yunani masih tertinggal di belakang negara negara OECD.
- Penelitian dilakukan oleh Brian Jones (2010) dengan judul “Enterprise education as pedagogy”. Penelitian ini menekankan bagaimana memberikan pembelajaran tentang pendidikan kewirausahaab yang benar.
- Penelitian dilakukan oleh Sam Hill dan Thomas Chalau (2011) dengan judul “Improving Access and Quality in the Indian Education System”. Penelitian menjelaskan tentang upaya pemerintah dalam memperbaiki system pendidikan. Hal ini dilatarbelakangi tingkatan angka putus sekolah dan jumlah siswa yang tidak bersekolah masih ada pada level pendidikan yang rendah dan merupakan sebuah tantangan.
- Penelitian dilakukan oleh Zhou Zucheng (2008) dengan judul “Business Ethics Education in China’s MBA Curriculum”. Penelitian ini memberikan gambaran tentang pendidikan etika bisnis di China.
B.
Hasil yang diperoleh secara umum
dari beberapa penelitian di atas
1.
Penelitian yang dilakukan oleh Jiang
Erlin (2008)
China,
Korea dan Jepang memiliki banyak aspek kesamaan. Tiga negara tersebut telah memulai proyek – proyek konstruksi
utama mereka, yang mencerminkan bahwa ketiga negara tersebut telah membuat
reaksi yang sama ketika menghadapi kekuatan yang sama dan masalah terhadap
latar belakang globalisasi.
Adanya tantangan
dan permasalahan yang sejenis membuat tiga negara tersebut mengambil tindakan
untuk meningkatkan daya saing internasional dalam aspek pendidikan tinggi dan
fokus pada pengembangan sekolah berkelas dunia dan mata pelajaran. Dengan
demikian, terdapat konvergensi pedoman kebijakan pendidikan tinggi dan tujuan
umum di antara ketiga Negara.
Kebijakan
yang dilakukan oleh ketiga Negara guna meningkatkan daya saing di dunia
internasional meliputi :
a. China
985
Project : Program
ini bertujuan Untuk membangun kerangka dasar sistem pendidikan yang dapat
dipakai dan disesuaikan dengan keperluan gerakan modernisasi sosialis yang
diarahkan pada tuntutan abad ke-21, dan yang merefleksikan karakteristik dan
nilai-nilai Cina. Program ini memberikan dana khusus untuk 10 universitas
terkemuka di China selama tiga tahun lebih dari 1 miliar RMB (sekitar US $ 124
juta) untuk kualitas perbaikan. Untuk Peking dan universitas Tsinghua, atas dua
lembaga peringkat di daratan Cina, masing-masing menerima 1,8 miliar RMB dalam
tahap pertama.
b. Korea
Pemerintah
berencana untuk berinvestasi total sebesar 1,4 triliun won (sekitar US $ 1,2 miliar) selama tujuh tahun ke depan
untuk membantu meng-upgrade pendidikan tinggi Korea menjadi berkelas dunia Keuangan mendukung untuk Ilmu alam, ilmu
terapan, bidang teknologi dan humaniora serta ilmu sosial bidang per tahun
adalah masing-masing US $ 70 juta dan US $ 7,7 juta
c. Jepang
21st Century
COE Program,
program ini bertujuan untuk mendukung terciptanya pendidikan yang berbasis
penelitian. Selain itu, program ini berusaha untuk mengangkat universitas di
Jepang menjadi universitas yang terbaik di dunia dan mencetak manusia yg dapat
pemimpin dunia. Total anggaran "21st
Century Program COE" adalah 45 miliar Yen (Hampir US $
421.155.000), yang berlangsung 5 tahun.
Kelebihan :
Dalam penelitian ini memberikan
gambaran yang jelas tekad ketiga negara dalam menyempurnakan pendidikan. Penelitian
ini juga menjelaskan bagaiamana mengalokasikan dana yang efektif bagi ketiga
negara tersebut. Sehingga semua kebijakan yang diberlakukan dari ketiga Negara
tersebut dapat berjalan secara maksimal.
Kekurangan
:
Ketiga Negara tersebut terkonsentrasi
terhadap bagaimana membangun universitas yang berkelas dunia. Akan tetapi
mereka melupakan sekolah – sekolah yang dasar. Sekolah dasar merupakan titik
awal dalam mendidik anak di sekolah.
Kontribusi
bagi pendidikan di Indonesia :
Dengan adanya beberapa kebijakan
yang sudah diterapkan di negara – negara tersebut, hal ini dapat dicontoh oleh
indonesia bagaimana mempersiapkan pendidikan guna memenuhi tuntutan masa depan.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan kemdikbud “revisi kurikulum tidak hanya
mengacu kepada salah satu negara. Pemerintah bersama praktisi pendidikan sedang
mengkaji kurikulum yang dipakai negara-negara OECD. Selain itu, kajian
kurikulum juga dilakukan kepada negara-negara yang gigih mempertahankan
karakter kebangsaan seperti Jepang dan Korea.
2.
Penelitian yang dilakukan oleh Vassiliki Koutsogeorgopoulou (2009)
Walaupun maju selama beberapa decade yang lalu,
indikator pendidikan Yunani tertinggal
di belakang dari negara negara OECD yang lain. Score PISA-nya rendah, banyak
murid yang belajar di luar negeri, dan rata-rata pencapaiannya rendah di semua
level pendidikan. Sumber daya yang mengabdi di sektor pendidikan juga rendah. Partisipasi
dan kepedulian pada pendidikan usia dini
juga rendah. Hal ini mempengaruhi hasil pendidikan di tahun tahun
berikutnya. Sektor pengasuhan anak tidak
ditertibkan dan tidak berkembang.
Kualitas pendidikan di sekolah dasar dan sekolah
menengah mencerminkan kurangnya penghargaan pada guru, kurikulum yang tidak
memadai, akuntabilitas dan otonomi sekolah yang lemah. Sistem di perguruan
tinggi kaku dan kurangnya mekanisme evaluasi yang baik.
Perbaikan-perbaikan saat ini diarahkan pada issu-issu
yang perlu segera dilakukan. hasil pendidikan perlu dikembangkan dengan
memberikan otonomi yang lebih kepada sekolah ataupun perguruan tinggi dan juga
peningkatan akuntabilitasnya. Sebagai contoh evaluasi performa dari guru dan
pengenalan standard ujian nasional pada semua level pendidikan. Struktur
pendidikan yang lebih fleksibel untuk pendidikan tersier akan mendorong hal
yang responsif untuk mengubah keadaan dan meningkatkan kualitas sektor
pendidikan tersebut. Hasil pendidikan bisa juga ditingkatkan dengan lebih
banyaknya inisiatif untuk mengatasi pengaruh latar belakang yang tidak
menguntungkan. Sekolah sekolah juga
harus menjamin bahwa kurikulum mempersiapkan murid dengan kompetensi yang
diperlukan untuk kesuksesannya setelah lulus sekolah. Hal ini meliputi
pengembangan pendidikan sekolah kejuruan dan tehnik yang lebih baik.
Kelebihan
:
Ø Memberikan informasi tentang
beberapa permasalahan dan sistem pendidikan yang diselenggarakan di negara
Yunani;
Ø Memberikan informasi tetang
indikator pendidikan yang diterapkan di negara “OECD”.
Kontribusi
bagi pendidikan di Indonesia :
Dengan
adanya data perbandingan antara negara Yunani dan Negara OECD yg lain, hal ini
menjadi masukan bagi indonesia dalam memperbaiki pendidikan serta memperbaiki
peringkat di negara OECD.
3.
Penelitian yang dilakukan oleh Brian Jones (2010)
Penelitian ini menyarankan suatu cara yang paling
cocok untuk mengartikan konsep dari pendidikan kewirausahaan dari sudat pandang
pedagogis. Pendidikan kewirausahaan sebagai hal yang bersifat pedagogis
disepakati sebagai cara yang paling tepat untuk berpikir mengenai konsep dan
digunakan untuk memberikan batasan dari kewirausahaan yang mana sangat berkecimpung
tentang bagaimana menjalankan
kewirausahaan dan proses kreasinya yang beresiko.
Pendidikan kewirausahaan ini didasarkan atas
pembelajaran tindakan experiental dari dalam ataupun lingkungan yang jauh di luar kelas dan bisa jadi dilakukan
melampaui lintas wilayah kajian di semua level pendidikan. Pendidikan
kewirausahaan dan kewirausahaan diterima sebagai suatu istilah yang oleh para
komunitas kewirausahaan dan pendidikan sebagai sesuatu yang hampir sama.
Menggunakan sebuah pendekatan pendidikan kewirausahaan berarti membolehkan
kepemilikan murid pada proses pembelajaran
Implikasi praktis dari penelitian ini adalah
pendidikan kewirausahaan sebagai suatu saran yang bersifat pedagogis untuk
pengajaran dimana hasil hasil pembelajaran spesifik tersebut berbeda antara level pendidikan dan juga area kajian yang memiliki dasar filosofi
yang koheren dan jelas.
Pendidikan kewirausahaan tidak seharusnya dianggap
sama dengan kewirausahaan semata karena ini merupakan konsep yang lebih luas,
lebih dalam dan lebih kaya. Teori teori
yang digunakan dalam makalah ini merupakan bagian dari aplikasi yang ketat,
secara pragmatis menginformasikan analisis kajian yang berbeda - beda
(pedagogis, kewirausahaan, kewarganegaraan, dan tanggungjawab warganegara).
Pentingnya pendidikan kewirausahaan ini sangat
penting, sehingga beberapa Negara memasukkan sebagai elemen yang wajib dari
kurikulum. Dan bahkan di Negara Skotlandia telah memperkenalkan pendidikan kewirausahaan ini sebagai
bagian dari kurikulum di semua tahapan, dimulai pada tingkat sekolah dasar.
Kelebihan
:
Ø Perbedaan
yang jelas antara pendidikan kewirausahaan dan kewirausahaan.
Ø Pentingnya
pendidikan kewirausahaan diterapkan atau diintegrasikan di semua mata pelajaran
Ø Memberikan
informasi tentang upaya meningkatkan
pendidikan kewirausahaan di Skotlandia
dan Inggris guna menghadapi tantangan global
Kekurangan
:
Dalam penelitian ini tidak ada penjelasan lebih
lanjut bagaimana cara penerapan pendidikan kewirausahaan di dalam dunia
pendidikan.
Kontribusi
bagi pendidikan di Indonesia
Ø Pentingnya
pendidikan kewirausahaan sehingga perlu diintegrasikan di semua mata pelajaran
dan perlu ditanamkan dari sejak dini.
Ø Pentingnya
melatih dan meningkatkan kreativitas dan kemampuan beradaptasi anak untuk
berkembang dalam dunia yang terus berubah.
4.
Penelitian yang dilakukan oleh Sam Hill dan Thomas Chalau (2011)
Pendidikan telah mendapat prioritas utama di
pemerintahan pusat ataupun Negara bagian di India, dan saat ini berkembang
dengan pesat. Sekolah-sekolah telah dikembangkan dengan investasi pada
infrastruktur sekolah dan perekrutan guru-guru. Pada level pendidikan yang lebih
tinggi sejumlah pengembang juga telah melanjutkan pengembangannya dan berlanjut
dengan pesat. Disamping itu, Sebuah peraturan hukum baru meliputi hak – hak
semua anak untuk pendidikan wajib dan bebas akan diberlakukan untuk mencapai
tujuan pemerintah untuk pendidikan dasar umum yang meliputi 8 tahun. Akan
tetapi tingkat angka putus sekolah dan jumlah siswa yang tidak bersekolah masih
terus ada pada level pendidikan yang lebih rendah dan merupakan sebuah
tantangan.
Keterlibatan sekolah swasta juga sedang
ditingkatkan, dengan cara membantu pengembangan infrastruktur, khususnya pada level pendidikan lebih
tinggi, dimana akses tidak selalu bisa dipastikan dan ketersediaan pinjaman
kepada murid untuk level pendidikan yang lebih tinggi perlu ditingkatkan. Hasil
pembelajaran yang kurang baik diantara siswa sekolah dan ketersediaan dana bagi
pendidikan menegah ke atas bisa jauh lebih efektif jika ada pengaturan dana dari
pemerintah. Sumber daya yang memadai akan sangat membantu tetapi mereka perlu
dimanfaatkan secara efektif, dimana dukungan dan sistem pembangungan
professional bagi guru perlu ditingkatkan. Pada level pendidikan yang lebih
tinggi pemerintah mengadakan perbaikan perbaikan yang berpotensi untuk
meningkatkan keefektifan semua aturan. Usaha-usaha seharusnya di fokuskan pada
pengurangan peraturan mikro dan peningkatan otonomi institusional untuk
merangsang inovasi dan keberagaman. Peningkatan jumlah institusi ditujukan pada
penilaian kualitas akan penting untuk mengangkat standar sistem pendidikan
dimana perbaikan rekruitmen dan mekanisme promosi bisa membantu meningkatkan
dan mempertahankan bakat di dunia akademis.
Kelebihan :
Penelitian
ini memberikan pandangan bahwa perlunya pengalokasian dana yang efektif dari
pemerintah sangat digalakkan guna tercapainya tujuan yang diharapkan.
Kekurangan :
Penelitian
ini belum mengupas secara tuntas mangapa pada saat pemerintah memberlakukan peraturan
hukum baru yang meliputi hak – hak semua anak untuk pendidikan wajib dan bebas
untuk pendidikan dasar umum yang meliputi 8 tahun. Akan tetapi tingkat angka putus
sekolah dan jumlah siswa yang tidak bersekolah masih terus ada pada level
pendidikan yang lebih rendah.
Kontribusi
bagi pendidikan di Indonesia
Di Negara
india, semua
lembaga pendidikan pemerintah mendapat dukungan finansial yang cukup dari
negara. Karena itu, tak aneh, bila India dikenal sebagai negara yang miskin,
tapi bila ditinjau dari segi mutu pendidikannya, India jauh lebih unggul dari
Indonesia, terutama di bidang Informasi dan Teknologi.
5.
Penelitian
yang dilakukan oleh Zhou Zucheng (2008)
- Pentingnya pendidikan etika bisnis
Negara
China beranggapan bahwa kurikulum yang telah diberlakukan masih kurang memuaskan.
Dari 126 lembaga pendidikan pada tahun 2007, hanya 37 lembaga yang memasukkan
etika bisnis dalam kurikulum mereka. Dan kurang dari setengah lembaga tersebut
menyatakan sebagai kursus wajib. Oleh sebab itu, pendidikan etika bisnis harus
dilaksanakan semaksimal mungkin. Hal ini untuk mewujukan pembangunan China yang
maju, baik dari ekonomi ataupun sosial.
- Tujuan pendidikan etika bisnis
Tujuan utama
pendidikan etika bisnis di program MBA adalah: (a) Menumbuhkan rasa etis mahasiswa dan habituasi
mereka untuk berpikir dari perspektif etika bisnis dalam pemecahan masalah, (b)
Membantu mahasiswa dalam memahami tanggung jawab mereka sendiri, (c) Mengasah
kemampuan siswa untuk refleksi moral, sehingga mereka dapat menemukan inovatif
solusi, berdasarkan nilai-nilai etika dan prinsip-prinsip, ketika dihadapkan
dengan etika dan dilema moral.
- Isi pendidikan etika bisnis
Hal ini
secara luas disepakati bahwa etika bisnis tentu harus membahas topik utama,
yaitu: hubungan antara perusahaan dan pemegang sahamnya, tanggung jawab moral
perusahaan, prinsip etika, masalah etika yang timbul dalam operasi bisnis, dan
perkembangan moral.
Kelebihan :
Memberikan
pengetahuan tentang pentingnya pendidikan etika bisnis di Negara China dan
mempunya andil besar dalam mewujukan pembangunan China yang berkarakter dan
maju, baik dari segi ekonomi ataupun sosial.
Kontribusi
bagi pendidikan di Indonesia
Menjadi pembelajaran
bagi Indonesia untuk melakukan terobosan – terobosan agar pembangunan di tanah
air dapat berkembang pesat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pentingnya pendidikan
bisnis diterapkan dalam pembelajaran ekonomi (bisnis). Hal ini karena dengan
pendidikan tersebut, siswa dapat dilatih untuk memikirkan dan merefleksikan
tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis.
C.
Kesimpulan
Era globalisasi yang
melanda dunia termasuk Indonesia berlangsung sangat cepat yang menimbulkan
dampak global pula yang sekaligus menuntut kemampuan manusia unggul yang mampu
mensiasati dan mengantisiapasi kemungkinan-kemungkinan yang sedang dan akan
terjadi. Globalisasi akan semakin membuka diri bangsa dalam menghadapi
bangsa-bangsa lain. Batas-batas politik, ekonomi, sosial budaya antara bangsa
semakin kabur. Persaingan antar bangsa akan semakin ketat dan tak dapat
dihindari, terutma dibidang ekonomi dan IPTEK. Hanya negara yang unggul dalam
bidang ekonomi dan penguasaan IPTEK yang dapat mengambil manfaat atau
keuntungan yang banyak.
Salah satu wahana yang
sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul
adalah melalui pendidikan. Jadi, tidak heran jika semua Negara berlomba-lomba
dalam memperbaiki sistem pendidikan guna menghadapi tuntutan di era tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Erlin, J. 2008.
“A Comparative Analysis of Key Construction Projects of
Higher
Education in China, Korea and Japan”. Front. Educ. China. Vol.3 No.2, pp. 225-
235.
Koutsogeorgopoulou, V. 2009. “Raising Education Outcomes in Greece”.
Education
Journal. No. 723.
Jones,
B. and Iredale, N. “Enterprise Education as Pedagogy”. Education Journal.
Vol.
52 No. 1. pp.
7-19.
Zucheng, Z. 2008. “Business Ethics Education in China’s MBA Curriculum”. Journal
of Business
Ethics Education 5. pp. 261-288.
Hill,
S. and Chalaux, T. 2011. “Improving Access and Quality in the
Indian
Education System”. Education Journal. No. 885.
Casinos Near Me - Jackson's Casino and Racetrack
BalasHapusExplore Jackson's Casino and Racetrack - Jackson's 광양 출장마사지 Resort Casino and enjoy 안양 출장안마 free parking, a 구리 출장샵 casino, & more fun than 정읍 출장마사지 at the nearby 광주 출장안마 Foxwoods Casino!